Kapal ke Madura Dioperasikan

Mempercepat Waktu Tempuh Penumpang

Pemerintah Kota Probolinggo berencana mengoperasikan kapal cepat penumpang menuju Pelabuhan Beranta di Sampang dan Pelabuhan Kalianget di Sumenep. Langkah ini sekaligus sebagai alternatif jalan darat yang memerlukan waktu lama.


Luberan lumpur panas di Porong, Sidoarjo, yang sudah berlangsung sekitar 10 bulan, memengaruhi banyak sektor, di antaranya transportasi darat. Dari Probolinggo ke Madura dalam kondisi normal memerlukan waktu sekitar lima jam. Namun, lama perjalanan menjadi tidak menentu. Bahkan, calon penumpang bisa menempuh waktu tujuh jam hingga delapan jam untuk mencapai Sampang. "Apabila menggunakan jalur laut, waktu akan jauh lebih efisien, sekitar 1,5 jam, untuk sampai ke Sampang," kata Manajer PT (Persero) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Probolinggo Kosasih, Kamis (8/3).


Kapal cepat yang akan melayani rute Probolinggo-Madura direncanakan berkapasitas 200 penumpang. Setiap penumpang akan dipungut biaya Rp 55.000 untuk kelas ekonomi dan Rp 60.000 untuk kelas eksekutif. "Kapal ini ditujukan untuk mengangkut penumpang, bukan kendaraan bermotor," ujar Kosasih.


Satu unit dahulu


Administratur Pelabuhan Pelindo III Cabang Probolinggo Markasan menjelaskan, sebagai tahap awal pihaknya masih akan mengoperasikan satu kapal. Selanjutnya berdasarkan perkembangan. Setiap hari kapal akan melayani pelayaran dari Probolinggo menuju Beranta, kembali ke Probolinggo, berangkat menuju Kalianget, dan kembali lagi ke Probolinggo. "Kapal berasal dari Malaysia dan sekarang berada di Batam," katanya.


Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, untuk sementara tidak perlu menyiapkan fasilitas terkait dengan rencana pengoperasian kapal cepat penumpang ke Madura tersebut. Untuk penumpang, pelabuhan mempunyai gudang yang bisa difungsikan sebagai terminal penumpang. "Fasilitas sudah ada, tinggal diberi kursi," tuturnya lagi.


Pelayaran ke Madura ini diharapkan segera beroperasi begitu kapal tiba sehingga menyumbang pendapatan untuk kantor cabang Probolinggo. Terlebih kantor itu mengalami kerugian besar setiap tahun. "Kalau dari potensi, saya kira sangat potensial karena banyak penduduk di sekitar sini, seperti Probolinggo, Pasuruan, dan Jember, yang berasal dari Madura," katanya. (Fabiola Ponto)


Sumber: Kompas, 09/03/07