Selamatkan Madura

Dinilai Perlu Syari'at Islam Pasca Suramadu

Ada yang menarik saat pelaksanaan Rakorcab PBB di kantor Sekretariat PBB Sampang kemarin (15/6). Ketua DPC PBB H Moh. Hifni SH beserta pengurus PAC PBB yang diwakili ketua dan sekretaris dari 14 kecamatan, terlibat sosialisasi dan persiapan penjaringan calon legislatif tahapan pemilu Agustus mendatang.

Rakorcab yang juga dihadiri anggota DPRD Jatim asal PBB dari Madura KH Abdus Salamsyah tersebut berlangsung sejak pukul 09.00. Selain membicarakan terkait sosialisasi pencalonan anggota legislatif, juga membahas tentang pentingnya penerapan syariat Islam demi selamatkan Madura pasca Suramadu.

KH Abdus Salamsyah yang akrab dengan panggilan Asas ini mengungkapkan kekhawatirannya pasca pembangunan Suramadu yang rencana siap pakai 2009 mendatang. Menurut Asas, siap atau tidak masyarakat Madura harus menerima Suramadu sebagai awal sebuah kemajuan. "Kemajuan adalah sesuatu yang berkembang, dan perkembangan Madura akan berawal dari Suramadu," ungkap Asas yang tahun ini dipercaya PBB untuk menjadi bakal calon anggota DPR RI.

Karena itu, Asas berharap agar nantinya pembangunan Suramadu sebagai pembangunan nasional ini mampu menjadi pemicu bagi masyarakat Madura. Utamanya dalam menumbuhkembangkan SDM yang ada. Salah satunya adalah perkembangan di bidang IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi).

Selain itu, dengan tidak melupakan Madura sebagai basis agama Islam, Asas berharap agar IMTEK juga didukung dengan peningkatan imtaq (iman dan taqwa). Yang nantinya, lembaga pendidikan Islam seperti pesantren mempunyai peran penting dalam hal tersebut. "Dukungan dari seluruh elemen sangat berpengaruh terhadap peningkatan 2 hal tersebut (IMTEK dan IMTAQ, Red.)," papar Asas.

Sesuai dengan visi dan misi PBB, Asas sangat yakin bahwa dengan terus konsisten terhadap pemberlakuan syariat Islam, maka pembangunan Suramadu tidak akan berdampak negatif terhadap masyarakat Madura. "Asalkan kita tetap konsisten pada syariat Islam, saya yakin akan mudah menyelamatkan Madura dari dampak negatif atas pembangunan Suramadu," jelas Asas yang juga merupakan salah satu pencetus Pamekasan Gerbang Salam saat kepemimpinan Bupati Pamekasan Dwiatmo tersebut.

Senada dengan Asas, Drs Moh. Ramli yang diusung PBB menjadi bakal calon DPRD Provinsi Jatim mengungkapkan, kelak pasca pembangunan Suramadu, masyarakat Madura tetap perlu mempertahankan budaya yang ada. Sekalipun serbuan budaya luar pasti deras masuk ke Madura. "Kalau di Aceh disebut serambi Makkah, maka Madura bisa mencerminkan diri dengan sebutan serambi Madinah," ungkap Ramli.

Dengan itu, Ramli berharap akan ada semangat beragama yang kuat di masyarakat Madura. Karena, agama merupakan salah satu upaya untuk menangkis segala peubahan-perubahan yang akan diusung pasca pembangunan mega proyek itu tuntas. "Kalau Madura disebut serambi Madinah, maka masyarakat Madura akan memiliki kebanggan sendiri. Sebab di Madura ini banyak basis pesantren dan ulama yang tersebar," papar Ramli. (c8/ed/adv)

Sumber: Jawa Pos, Senin, 16 Juni 2008