Fatimah binti rasulullah SAW

“Akan menyakitiku siapa yang telah menyakitinya (Hadist)”
Ia adalah Sayyidah kaum muslimin pada zamanya, keturunan nabi, dan jihatul musthofawiyah yang dijuluki dengan “Ummu Abiiha[1]”. Ia adalah Anak perempuan rasulullah saw, ibu dari Hasan dan Husein, ia dilahirkan beberapa saat sebelum nabi Muhammad  diangkat menjadi rasul.
Kemudian Ali menikahinya pada bulan Dzul Qa’dah, atau sebelumnya  di tahun kedua setelah peristiwa Badar.
Ibnu Abdul Barr berkata : “Ali menikahi Fatimah setelah peristiwa Badar”.
Menurut Saya : Pendapat ini tidak dibenarkan, karena Ali berkeinginan meminang Fatimah sebelum terjadinya perang Badar, hal ini sesuai dengan yang tertera di ‘’Shahihaini’’.
Rasullah saw sangat menyayangi Fatimah dan memulaikannya, seringkali rasulullah menceritakan rahasia - rahasia beliau kepadanya, ia merupakan perempuan yang sabar, taat pada agamanya, baik, menjaga diri, qona’ah dan selalu bersyukur kepada tuhannya.
Hingga suatu ketika, Rasulullah marah demi membelanya setelah tersiar kabar  bahwasanya Abal Hasan (Ali) akan berkeinginan untuk meminang anak perempuan Abi Jahl, beliau berkata :
“Demi Allah, tidak akan berkumpul anak perempuan nabi allah dengan anak perempuan musuh allah, sesungguhnya Fatimah adalah garis keturunanku, akan menyenangkanku siapa yang telah menyenangkannya, dan akan menyakitiku siapa yang telah menyakitinya”[2].
Setelah itu, Ali ra menggagalkan rencananya untuk meminang anak perempuan Abi Jahl demi menjaga Fatimah, dan beliau tidak pernah menikah   ataupun  berkeluarga lagi selama masa hidupnya. Kemudian Ali ra menikah  dan membangun keluarga kembali setelah ia wafat.
Kelebihan – kelebihannya :
       -        Aisyah ra berkata : “Fatimah datang dengan  berjalan yang  tidak berbeda dengan  cara jalan rasulullah, kemudian rasulullah berdiri menyambutnya dan berkata “Marhabaan bi ibnatii[3]”.
       -        Diriwayatkan dari Ibnu Salamah : sesungguhnya nabi saw telah memakaikan pakaian kepada Hasan, Husein, Ali, dan Fatimah, kemudian beliau berkata “Wahai tuhanku, mereka adalah Ahli Baitku, dan kerabatku, jauhkanlah mereka dari segala kotoran dan sucikanlah mereka dengan sesuci – sucinya”. Kemudian Ummu salamah berkata “ apakah saya bersama mereka wahai rasulullah ? rasulullullah berkata “sesungguhnya kamu berada dalam kebaikan[4]
       -        Diriwayatkan dari Abi Sa’d : rasulullah berkata : “tidak akan ada seseorang  yang membenci ahli bait, kecuali allah akan memasukkannya ke neraka”[5].
       -        Diriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata : “saya tidak pernah melihat seseorang yang paling menyerupai rasulullah dalam berbicara dan tutur kata daripada Fatimah, rasulullah selalu berdiri menyambutnya ketika ia menemui beliau, kemudian menciumnya dan menyambutnya dengan lapang, begitu juga dengan yang ia lakukan kepada beliau”[6].
Pelopor  Jihad dari kaum perempuan
Ia memulai jihadnya bersamaan dengan permulaan dakwah islam untuk menyembah allah swt, disaat ayahnya  mendapat beberapa macam siksaan yang gunung pun tidak sanggup untuk mengembannya.
“Suatu ketika  Uqbah bin Abi Mu’ieth mendengar beberapa pembesar quraisy berkata disalah satu majlis penyembahan berhala ” siapakah yang akan mengambil “salaa[7]” ini dan melemparkannya ke atas punggung Muhammad selagi ia bersujud ?”
 Kemudian Uqbah mengajukan dirinya (semoga allah melaknatnya karena tindakannya yang hina ini) seraya berkata : “saya”, dan dengan cepat ia mengambil  “saala” tersebut dan membawanya, kemudian melemparkannya ke atas punggung nabi Muhammad saw yang lagi bersujud, maka rasulullah membiarkan dirinya dalam keadaan bersujud, hingga akhirnya kabar tersebut sampai ke Fatimah, maka ia mendatangi beliau dan mengambil kotoran yang ada di punggung nabi dan membersihkannya dari siksaan yang beliau terima.
            Suatu ketika dalam perang Uhud,  ia melihat darah  mengalir di wajah rasulullah, maka dengan cepat ia menghampiri  dan merebahkan beliau, lalu ia mulai membersihkan darah dari wajah beliau, kemudian rasulullah berkata :”Kemurkaan allah akan bertambah atas kaum yang telah membuat wajah rasulullah berdarah[8]”.
Ia juga ikut hadir dalam peperangan Khandaq, Khaibar, dan Fathu Mekkah.
Ketika ayahandanya meninggal
Dari Aisyah ra berkta :”kami para isteri rasulullah berkumpul dengan rasulullah, dan beliau tidak menghampiri salah satu dari mereka, kemudian datanglah Fatimah dengan berjalan yang tidak berbeda dengan cara jalan rasulullah, maka ketika Rasulullh melihatnya beliau berdiri menyambutnya dan berkata “Marhabaan bi ibnatii”, kemudian rasulullah mendudukkan ia disamping kanan beliau atau disamping kirinya dan membisikinya suatu perkara rahasia, lalu ia menangis, kemudian beliau membisikinya untuk kedua kalinya lalu ia tertawa. Maka setelah beliau pergi, saya berkata kepada Fatimah :”rasulullah telah mengkhususkanmu untuk mengetahui rahasianya, kemudian kamu menangis, saya telah berkeinginan kepadamu dengan segala kebaikanku padamu kenapa kamu tidak memberi tahuku atas dasar apa kamu tertawa ? dan atas dasar apa kamu menangis ? Ia menjawab : “sungguh saya belum pernah menceritakan rahasia rasulullah saw”. Maka ketika rasulullah meninggal, saya berkata kepadanya : saya telah berkeinginan kepadamu dengan segala kebaikanku padamu kenapa kamu tidak memberi tahuku ? ia berkata :“adapun sekarang saya akan memberitahumu. Pada pembicaraan yang pertama beliau mengatakan :”bahwasanya Jibriel telah mendatanginya dengan al- qur’an setiap tahun satu kali, dan sekarang dia telah mendatangiku pada tahun ini dua kali, dan sungguh saya tidak menduga hal ini kecuali semakin dekatnya ajalku, maka bertakwalah kepada allah dan bersabarlah, sesungguhnya sebaik – baiknya pendahulumu adalah aku”, maka saya pun menangis. Ketika beliau melihat ketakutanku, beliau berkata : ”apakah kamu tidak ridho untuk menjadi pemimpin kaum perempuan seluruh alam, atau pemimpin kaum perempuan umat ini ? ia berkata :”maka saya pun tertawa”[9].
Ketika rasulullah meninggal, ia bersedih atas kepergiaannya dan menangis seraya berkata :”wahai ayahku, kepada jibriel kami beritahukan wafatmu, wahai ayah,engkau telah menjawab panggilan tuhanmu! Wahai ayah, surga firdaus adalah tempatmu !”.
Kemudian ia berkata setelah penguburan rasulullah “wahai kalian, bagaimana mungkin jiwa kalian rela  menghamburkan pasir pada rasulullah”[10].
Fatimah ra wafat pada bulan kelima setelah wafatnya rasulullah dalam usia 25 tahun, dan ada juga yang berpendapat bahwasanya ia wafat pada usia 29 tahun, namun pendapat pertama lebih dibenarkan[11].

Adab terhadap suami
Diriwayatkan dari Sya’bi, ia berkata “ketika Fatimah dalam keadaan sakit, Abu Bakar datang dan meminta izin untuk menemuinya, maka Ali ra berkata kepadanya : “Wahai Fatimah, ini adalah Abu Bakar meminta izin bertemu denganmu”, maka ia berkata : “Apakah kamu menginginkan aku mengizinkannya ? Ali ra berkata : iya.”
Dzhabi berkata :”menurutku, ia (Fatimah ra) mengetahui sunnah, maka ia tidak mengizinkan seseorang untuk berada dalam rumah suaminya kecuali dengan perintahnya”.
Saya berkata : “namun, dimanakah adab yang islami ini di zaman kita ? ketika rumah – rumah kaum muslimin mengalami kemerosotan akhlak,  kehilangan karomah, dan kehormatan yang dihina, semoga allah meridhainya (Fatimah)”


[1] - Ishobah (13\ 71), dan ia dijuluki dengan “Ummu Abiiha”
[2] - Shahih : dikeluarkan oleh Bukhori (7\ 67, 68), dan Muslim (2449)
[3] - Shahih : diriwayatkan oleh Abu dawud, dan Turmidzi (5214) asal sumber dari “Shahihaini
[4] - Shahih dengan persyaratan Bukhori Muslim : Shohih Sunan Turmudzi (3038)
[5] - Dikeluarkan oleh Hakim (3\ 150), ia berkata : Shohihul Isnad, dan disetujui oleh Dzahabi
[6] - Sanadnya Hasan : dikeluarkan oleh Dawud dan Hakim (3\ 154), ia berkata : Shohih, dan disetujui oleh Dzahabi
[7] - Salaa : sesuatu yang keluar dari anak unta seperti tembuni (ari - ari) anak laki – laki, biasanya terdiri dari kotoran dan darah
[8] - Diriwayatkan oleh Baihaqi di “Dalaail an- nubuwah” (3\ 273)
[9] - Shahih : diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim
[10] -Shahih : dikeluarkan oleh Bukhori (8- 113) di dalam shohihnya
[11] -Sairu A’lami an Nubula’ (2\ 122)