Banjir Bandang Sapu Pamekasan

Dua orang dinyatakan hilang dan 80 rumah tenggelam di Kelurahan Gladak Anyar dan Kelurahan Parteker, Kecamatan Kota Pamekasan, akibat diterjang banjir bandang, Jumat (7/12) sekitar pukul 17.00 WIB.

Air bah itu datang tiba-tiba seiring dengan meluapnya Sungai Blumbungan hingga dua meter di atas ketinggian permukaan normal sungai. Sungai itu melintas di tengah kota Pamekasan. Kedua warga yang terseret arus dan masih dalam pencarian adalah Uus, 17, warga Gladak Anyar, pelajar kelas II SMA di Pamekasan. Satu lagi seorang pria yang belum diketahui namanya, asal Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan.

Menurut keterangan warga di lokasi, saat mereka sedang duduk di emperan rumah dan sebagian menonton TV, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah sungai.

Meski demikian, warga tak terlalu curiga bakal terjadi banjir bandang karena selama seharian kemarin kota Pamekasan tak diguyur hujan. Lagipula, sehari sebelumnya, sudah turun hujan lebat. Tak berapa lama, warga yang rumahnya berjarak sekitar 75 meter dari bibir sungai dikejutkan dengan suara gemuruh yang makin keras yang mendekati rumah mereka. Baru diketahui kemudian, plengsengan sungai sepanjang 50 meter jebol dan airnya meluap menerjang rumah-rumah penduduk pinggir sungai.

Datangnya air bah mendadak itu membuat warga panik. Sebagian berusaha masuk rumah guna menyelamatkan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi, dan sebagian lagi langsung lari menyelamatkan diri. Tapi derasnya arus banjir, membuat banyak perabot rumah tangga tidak sempat diselamatkan wargar.

Sementara Uus, yang tengah menyelamatkan barangnya di emperan rumahnya terseret arus meski sempat berteriak minta tolong. “Sekarang warga masih berusaha mencari di mana Uus berada. Ada yang melihat Uus tersangkut di pohon, apakah selamat atau tidak masih dalam pencarian,” kata Trisno, warga Gladak Anyar, yang rumahnya terendam air setinggi 2 meter.

Hingga kemarin malam, puluhan warga, terutama wanita, masih terjebak banjir di rumahnya dan berteriak-teriak minta tolong. Sejumlah warga berupaya mengevakuasi mereka dengan menggunakan rakit bamboo dan ban dalam mobil.

Rohim, warga setempat, mengungkapkan banjir kali merupakan yang ketiga di kota Pamekasan dalam 8 tahun terakhir. Pertama terjadi April 1999, dan kedua Februari 2004. Tapi, kali ini terparah. Bupati Pamekasan, Drs Ahmad Syafii kemarin malam langsung meninjau lokasi banjir dan menemui warga yang mengungsi di pinggir jalan. (st30)

Sumber: Surya, Saturday, 08 December 2007