Puting Beliung Rusak 71 Rumah

Sekitar 71 rumah di Desa Ambender, Tebul Timur, Bulangan Barat dan Desa Bulangan Timur, semuanya di Kecamatan Pegantenan rusak akibat diterjang angin puting beliung, Kamis (29/11), sekitar pukul 17.25 WIB.

Selain menyapu rumah penduduk, bencana angin puting beliung selama 30 menit dan terjadi untuk ketiga kalinya di Kecamatan Pegantengan selama November 2007 ini, juga menumbangkan puluhan pohon dan meratakan tanaman di sejumlah sawah penduduk. Namun sampai semalam, belum dilaporkan adanya korban jiwa. Desa yang terparah terkena terjangan angin puting beliung adalah Desa Ambender 46 rumah, Tebul Timur 12 rumah, Bulangan Timur 7 rumah dan Desa Bulangan Barat 6 rumah.

Warga yang rumahnya terkena musibah puting beliung, untuk sementara mengungsi ke rumah sanak keluarganya. Sebagian warga lainnya, yang rumahnya hanya rusak ringan, berusaha memperbaiki dibantu warga lainnya.

Menurut sejumlah warga, beberapa saat sebelum kejadian kawasan Kecamatan Pegantenan diliputi mendung tebal disusul hujan rintik-rintik. Tidak berapa lama kemudian, warga dikagetkan dengan suara mirip deru pesawat terbang yang terbang rendah persis di atas rumah mereka. Sejumlah warga yang mendengar suara itu, langsung berlari ke tanah lapang, sebagian lagi  memilih di dalam rumah. Tiba-tiba deru angin dari atas rumah tersebut, berubah  menjadi angin puyuh meliuk-liuk menyapu perkampungan Desa Ambender.

Dalam waktu sekejap, puluhan rumah warga disambar angin puyuh yang menyebabkan atap rumah beterbangan hingga 500 meter. Bahkan, bangunan rumah lengkap dengan dapur milik Mistiyah, 54, rata dengan tanah. Sedang Mistiyah, yang saat musibah sedang masak air terjebak di reruntuhan dapur, hanya tertahan tiang penyangga. "Semula saya anggap itu biasa, karena sering terjadi. Tapi saya kaget, melihat atap dapur terangkat dan ambruk nyaris menimpa saya. Untung saya berlindung di tiang penyangga dan berlari ke kolong bayang," kata Mistiyah.

Ahmad, 40, warga Ambender, yang rumahnya rusak parah mengatakan, saat itu ia bersama keluarganya duduk di surau depan rumahnya. Begitu melihat mendung tebal dan angin meliuk-liuk, ia bersama tetangganya berlari ke tanah lapang untuk menyelamatkan diri. Camat Pegantenan, Lukman Hakim mengatakan, data sementara menyebutkan sebanyak 71 rumah warga rusak akibat bencana tersebut. “Musibah ini untuk ketiga kalinya selama November 2007 yang terjadi di sini,” ujar Lukman Hakim. (st30)

Sumber: Surya, Saturday, 01 December 2007