Achmad Musa: Kolektor Benda Pusaka

Dititipi Pusaka Sariwangi dari Mimpi


Bagi kalangan penggemar dan kolektor benda-benda pusaka, nama Achmad Musa tidak asing lagi. Dia mengoleksi puluhan dan beragam pusaka. Apa saja?


Deretan pusaka yang ditata secara apik dan diberi bingkai buffet itu ada di hampir seluruh ruang di rumah Ach. Musa, jalan Trunojoyo Gg III/37 Bangkalan. Koleksinya mulai dari ruangan tamu, ruang makan, hingga kamar tidurnya. Pusaka-pusaka hampir kesemuanya berupa keris (sken).


Sedikitnya 140 pusaka kini dimiliki Musa. Mulai dari keris berukuran kecil, mata tombak, trisula, cakra, clurit, hingga pedang. Juga ada keris berbentuk pisau dan keris berukuran besar sekitar 1 meter di rumahnya.


Yang menarik, dari koleksi-koleksi itu merupakan pusaka kerajaan dari berbagai kerajaan kuno di Indonesia. Seperti Kerajaan Sumenep, Sampang, Mataram (Jogjakarta), Singosari, hingga Tuban dan Kahuripan di Kediri.


Tidak ketinggalan pula dari Kerajaan Madura Barat atau Bangkalan. Musa berhasil mengoleksi keris Sengkelat atau dikenal keris Luk 13, Cakra, dan Sariwangi yang konon kabarnya merupakan pusaka yang dimiliki Sultan sebagai benteng keharuman sekaligus penjaga Bangkalan.


"Alhamdulillah, sebagai kolektor saya bisa mengoleksi keris-keris Kerajaan Bangkalan ini dengan baik," tutur Musa kala ditemui di rumahnya, kemarin siang.


Untuk mendapatkan pusaka-pusaka kerajaan ini, kolektor yang juga memiliki profesi memandikan pusaka ini membelinya atau memaskawini-istilah di dunia koleksi benda pusaka-dari orang-orang yang memiliki garis keturunan dengan Sultan Abdul Kadir (raja Bangkalan) yang berhasil dikumpulkannya. Namun, khusus pusaka Sariwangi, dirinya tidak membelinya melainkan dititipi oleh orang yang datang dalam mimpi yang mengaku bernama Kadirun.


"Untuk satu pusaka ini (Sariwangi, Red) saya harus menjaganya, betapun ada kolektor yang tertarik. Sebab, itu kan titipan," kataya sembari tersenyum.
Musa mulai mengoleksi pusaka sejak usia 16 tahun. Sejak itu dia melanglang untuk mencari pusaka-pusaka di berbagai daerah. "Bagi kami (kolektor, Red), ada keasyikan tersendiri sekaligus tertarik bila mendengar atau melihat benda-benda pusaka yang bagus. Ini telah saya lakukan sekitar 20 tahun," tandasnya.


Tentu saja, sebagai kolektor, Musa pun sering didatangi oleh orang, baik yang ingin pusakanya dengan memaskawini hingga sekadar ingin tahu benda-benda pusaka yang dimilikinya.


Apakah ada hal-hal aneh ketika dirumahnya berada puluhan benda pusaka? "Biasa saja. Kalau ada suara geludak-geluduk atau suara barang jatuh, itu biasa," kata pria yang juga ahli membuat sarung keris pusaka ini. (RUSLI DJUNAIDI)


Sumber: Jawa Pos, Minggu, 04 Mar 2007