IPM Sampang Terendah di Jatim

479 Sekolah Rusak Berat


Surabaya, Kompas - Sebanyak 479 sekolah negeri yang berkapasitas 1.381 ruang kelas di Kabupaten Sampang, rusak berat. Dari jumlah itu, baru 118 sekolah yang diperbaiki pada tahun 2006. Kerusakan sekolah dianggap mengakibatkan rendahnya indeks pembangunan manusia dan indeks pendidikan di Sampang.


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sampang Kustar Effendi menuturkan, sekolah yang rusak terdiri dari 426 SD (1.275 ruang kelas) dan 53 SMP (106 ruang kelas). "Kami fokus di sekolah rusak berat dulu. Meskipun ada juga sekolah rusak ringan hingga sedang," tutur Kustar di Surabaya, Rabu (7/2).


Tahun lalu Sampang mendapatkan dana untuk memperbaiki 118 gedung sekolah. Dana itu bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) untuk 58 sekolah, APBD Jatim untuk 8 sekolah, dan dana alokasi umum untuk 52 sekolah.


Adapun tahun ini belum ada kepastian jumlah dana rehabilitasi. Pihaknya baru memperoleh dana sebagian sejumlah Rp 19 miliar dari DAK. "Yang lain masih menunggu pembahasan anggaran selesai," tuturnya.


Tingginya angka sekolah rusak ditengarai ikut menyebabkan indeks pembangunan manusia (IPM) Sampang rendah. Bahkan, Sampang memiliki IPM terendah di Jatim selama lima tahun terakhir.


Sampang menjadi satu-satunya kabupaten dengan indeks pendidikan di bawah 60. Sampai tahun 2005, indeks pendidikan Sampang tercatat hanya 54,50. Bondowoso yang menduduki tempat kedua terendah saja mencatat indeks 62,18.


Lebih ironis lagi, rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Sampang hanya 3,64 tahun. Dengan waktu sesingkat itu, masyarakat Sampang bahkan tidak menyelesaikan kelas 4 SD. "Bagaimana bisa sekolah dengan baik jika sarana tidak bisa diakses," ujar Kustar.


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim Rasiyo mengemukakan bahwa tidak mudah menyelesaikan rehabilitasi sekolah di Jatim. Keterbatasan anggaran menjadi penyebab utama. Menurut perhitungan, awal tahun 2006 Jatim membutuhkan dana Rp 1,058 triliun untuk memperbaiki 5.737 sekolah.


Setiap tahun Jatim hanya sanggup mengalokasikan dana sekitar Rp 370 miliar. Selama proses rehabilitasi, ada pula kemungkinan sekolah rusak bertambah. Pertambahan itu bersumber dari sekolah dalam keadaan rusak ringan hingga sedang. (RAZ)


Sumber: Kompas, 08/02/07