Jelang Pilkada, Rakyat Bicara

Pamekasan, Jawa Pos - Pemilihan kepala daerah yang dijadwalkan berlangsung 2008 mendatang, mulai mendapat perhatian publik. Pasalnya, masyarakat menilai pilkada tidak hanya sebatas memilih kepala daerah. Tetapi, warga menginginkan ada perubahan yang lebih baik untuk perjalanan Pamekasan ke depan.

Pengasuh ponpes Al Mubarakah Cenlecen, Pakong, Zainal, Abidin meminta calon manapun agar memperhatikan warganya. Selain itu, dia minta agar ada kearifan antarpendukung. Dia katakan kondusivitas harus dijaga bersama agar tetap aman dan nyaman. Zaenal mengamati ada indikasi sebagian warga mulai menyudutkan bakal calon yang dikabarkan hendak tampil. Dia menduga politik pencitraan dan pembunuhan karakter telah usang. Apalagi, katanya, masyarakat sudah dapat membedakan siapa yang layak dipilih dan yang pantas tidak dipilih dalam pilkada. Dia bilang siapapun yang menang dalam pilkada memiliki kelebihan dan kelebihan. "Tetapi, jangan kemudian kelemahan dijadikan alat untuk membunuh karakter seseorang," ujarnya.

Dia menambahkan pembangunan saat ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurutnya, ada pembangunan yang cukup bagus dan perlu diteruskan oleh siapapun yang menang dalam pilkada mendatang. Selain itu, katanya, dia tidak menampik sebagian pembangunan belum memenuhi target maksimal. Dia katakan hasil pembangunan pemimpin daerah mana pun diakui punya plus-minusnya. "Tetapi kita harus arif menilai siapapun," tegasnya.

Berbeda dengan Zaenal, warga asal Larangan Rasyidi. Dia berharap pada saat proses penerimaan calon kepala daerah revisi undang-undang pemkab turun. Dia beralasan jika revisi turun massa non partai dapat mengajukan calon kepala daerah secara independen. Dia menilai putusan MK pantas ditindaklanjuti. Itu, katanya, untuk menjembatani kehendak massa non partai yang selama ini tidak terakomodasi. Dia menambahkan, kuota pasangan berdasarkan undang-undang pilkada dibatasi maksimal empat pasang. Tetapi, dia ragu empat pasang terpenuhi. Sebab, katanya, sinyal pilkada hanya menguat di dua kubu. Dia bilang, dua kubu dalam pilkada dapat memicu suhu politik naik ke titik kulminasi. Karenanya, Rasyidi ingin ada lebih dari dua calon dalam pilkada. "Kalau calon independen lolos, saya kira lebih baik sebagai pasangan ketiga," terangnya.

Ketua KPU, Imadoeddin, menyerahkan kepada regulasi pilkada. Dia mengaku sudah menyampaikan bahwa pasangan calon dalam pilkada ditoleransi maksimal sampai empat pasang. Terkait calon independen, pria yang akrab disapa Imad ini, menunggu hasil revisi. Sebab, katanya, berdasarkan aturan yang ada pilkada mengacu pada ketentuan yang selama ini berlaku di seluruh daerah. "Apapun hasil revisi nanti, KPU pasti menindaklanjuti," tegasnya. (abe)

Sumber: Jawa Pos, Sabtu, 11 Agt 2007